BAB I. PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Setiap
orang di dunia berusaha untuk mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup.
Berbagai upaya mereka lakukan untuk mencapainya. Dalam usaha pencapaian
tersebut, manusia selalu dihadapkan pada berbagai pilihan yang terkadang
bersifat kontroversial.
Setiap
pilihan yang diambil mengandung resiko. Tidak memilih pun adalah sebuah resiko.
Kesalahan menentukan pilihan yang terbaik dalam hidup akan menimbulkan perasaan
bersalah, penyesalan, dan kekecewaan pada individu. Pada akhirnya, ini akan
menyebabkan gangguan jiwa/mental.
Manusia
merupakan makhluk yang paling mulia derajatnya dibandingkan dengan makhluk
lainnya. Mereka diberi dua kekuatan utama, yaitu kekuatan rohani dan kekuatan
mekanis (Taqiyuddin An-Nabhani,2003). Dua kekuatan ini saling memengaruhi.
Segala
sesuatu di dunia ini mempunyai ketentuan ukuran, termasuk juga manusia. Manusia
mempunyai ukuran atau batas-batas ketentuan, baik pada aspek fisik/jasmani
maupun aspek rohani/jiwa/mental. Segala sesuatu yang membuat manusia melampaui
batas keseimbangan dapat menimbulkan gangguan fisik, mental, bahkan menyebabkan
ketidakseimbangan pada perilaku seseorang. Penyakit-penyakit kejiwaan seperti
sombong, benci, dendam, fanatisme, serakah, dan kikir disebabkan oleh bentuk
kelebihan. Rasa takut, kecemasan, pesismisme, HDR, adalah kekurangan. Semua ini
dapat menyebabkan stres pada diri seseorang yang bisa mengakibatkan gangguan
jiwa pada orang tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
A.
Pengertian Sehat Jiwa
B.
Definisi Gangguan Jiwa
C.
Pengertian Keperawatan
Kesehatan Jiwa
D.
Komponen Keperawatan Kesehatan
Jiwa
E.
Pengertian Keperawatan
Komunitas
F.
Pengertian Kesehatan Jiwa
Komunitas
BAB II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Sehat Jiwa
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu
mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta
mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Kesehatan
jiwa meliputi:
§ Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
§
Bagaimana
perasaan anda terhadap orang lain
§ Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan
hidup anda Sehari - hari.
Ciri-Ciri
Sehat Jiwa :
§
Bersikap positif terhadap diri sendiri
§
Mampu tumbuh dan berkembang serta mencapai aktualisasi diri
§
Mampu mengatasi stres/perubahan pada dirinya
§
Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang diambil
§
Persepsi realistik
§
Menghargai perasaan dan sikap orang lain
§
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
B.
Definisi
Gangguan Jiwa
Menurut American Psychiatric Association (APA,
1994), gangguan mental adalah gejala atau pola dari tingkah laku psikologi yang
tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari berhubungan dengan
keadaan distres (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan (gangguan pada
satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko
terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting
dan tidak jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu.
Menurut Townsend (1996) mental illness adalah
respon maladaptive terhadap stresor dari lingkungan dalam/luar ditunjukkan
dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai dengan norma lokal
dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu.
Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang merujuk
ke DSM-III adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang
secara klinik cukup bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan suatu
gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment/disability) di dalam satu
atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).
Gejala Gangguan Jiwa
(Maramis, 1995) :
1.
Gangguan
kesadaran
a.
Penurunan kesadaran
§
Apati
Mengantuk
dan acuh-tak-acuh terhadap rangsang yang masuk; diperlukannya rangsang yang
sedikit lebih keras dai biasanya untuk menarik perhatiannya.
§
Somnolensi
Jelas
sudah lebih mengantuk dan rangsang yang lebih keras lagi diperlukan untuk
menarik perhatiannya.
§
Sopor
Hanya
berespon dengan rangsang yang keras; ingatan, orientasi, dan pertimbangan sudah
hilang.
§
Subkoma
dan koma
Tidak
ada lagi respons terhadap rangsang yang keras; bila sudah dalam sekali, maka
reflek pupil (yang sudah melebar) dan reflex muntah hilang lalu timbullah
reflex patologik.
b.
Kesadaran yang meninggi
Kesadaran
yang meninggi adalah keadaan dengan respons yang meninggi terhadap rangsang:
suara-suara terdengar lebih keras, warna-warni kelihatan lebih terang:
disebabkan oleh berbagai zat yang merangsang otak.
c.
Tidur
Gangguan tidur dapat berupa: insomnia, berjalan waktu tidur, mimpi buruk, narkolepsi, kelumpuhan tidur.
Gangguan tidur dapat berupa: insomnia, berjalan waktu tidur, mimpi buruk, narkolepsi, kelumpuhan tidur.
d.
Hipnosa
Kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja) melalui sugesti; mirip tidur dan ditandai oleh mudahnya disugesti; setelah itu timbul amnesia.
Kesadaran yang sengaja diubah (menurun dan menyempit, artinya menerima rangsang hanya dari sumber tertentu saja) melalui sugesti; mirip tidur dan ditandai oleh mudahnya disugesti; setelah itu timbul amnesia.
e.
Disosiasi
Adalah sebagian tingkah laku atau kejadian memisahkan dirinya secara psikologik dari kesadaran. Kemudian terjadi amnesia sebagian atau total. Disosiasi dapat berupa: trans, senjakala histerik, fugue, serangan histerik, sindroma ganser, menulis otomatis.
Adalah sebagian tingkah laku atau kejadian memisahkan dirinya secara psikologik dari kesadaran. Kemudian terjadi amnesia sebagian atau total. Disosiasi dapat berupa: trans, senjakala histerik, fugue, serangan histerik, sindroma ganser, menulis otomatis.
f.
Kesadaran yang berubah
Tidak
normal, tidak menurun, tidak meninggi, bukan disosiasi, tetapi kemampuan
mengadakan hubungan dengan dan pembatasan terhadap dunia luar dan dirinya
sendiri sudah terganggu pada taraf “tidak sesuai dengan kenyataan†(secara kwalitatif), seperti pada psikosa
fungsional.
g.
Gangguan Perhatian
Tidak mampu memusatkan (memfokus) perhatian pada hanya satu hal/keadaan, atau lamanya memusatkan perhatian itu berkurang daya konsentrasi terganggu.
Tidak mampu memusatkan (memfokus) perhatian pada hanya satu hal/keadaan, atau lamanya memusatkan perhatian itu berkurang daya konsentrasi terganggu.
2.
Gangguan
ingatan
Ingatan
berdasarkan tiga proses utama, yaitu pencatatan atau registrasi, penahanan atau
resistensi, dan pemanggilan kembali atau recall. Gangguan ingatan terjadi bila
terdapat gangguan pada salah satu atau lebih dari ketiga unsur tersebut.
a.
Gangguan ingatan umum
Gangguan ingatan tidak terbatas pada suatu waktu tertentu saja dan dapat meliputi: kejadian yang baru saja terjadi dan kejadian yang sudah lama berselang terjadi.
Gangguan ingatan tidak terbatas pada suatu waktu tertentu saja dan dapat meliputi: kejadian yang baru saja terjadi dan kejadian yang sudah lama berselang terjadi.
b.
Amnesia
Adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, serta retrograd atau anterograd.
Adalah ketidakmampuan mengingat kembali pengalaman, mungkin bersifat sebagian atau total, serta retrograd atau anterograd.
c.
Paramnesia
Adalah ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali (recall).
Adalah ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali (recall).
d.
Hipermnesia
Adalah penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali (arecall).
Adalah penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali (arecall).
1.
Gangguan
orientasi
Orientasi
adalah kemampuan seseorang untuk mengenal lingkungannya serta hubungannya dalam
waktu dan ruang terhadap dirinya sendiri dan juga hubungan dirinya sendiri
dengan orang lain.
Disorientasi atau gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang.
Disorientasi atau gangguan orientasi timbul sebagai akibat gangguan kesadaran dan dapat menyangkut waktu, tempat, atau orang.
2.
Gangguan
afek dan emosi
Afek
adalah nada perasaan, menyenangkan, atau tidak menyenangkan, yang menyertai
suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai oleh komponen
fisiologik. Emosi adalah manifestasi afek ke luar dan disertai oleh banyak
komponen fisiologik, lagi pula biasanya berlangsung relatif tidak lama
(misalnya: ketakutan, kecemasan, depresi dan kegembiraan). Bilamana afek dan
emosi itu sudah begitu keras, sehingga fungsi individu itu terganggu, maka
dikatakan telah terjadi gangguan afek atau emosi yang dapat berupa:
a.
Depresi
Depresi dengan komponen psikologik, misalnya: rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis; dan komponen somatik, misalnya: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan nadi menurun sedikit.
Depresi dengan komponen psikologik, misalnya: rasa sedih, susah, rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, penyesalan yang patologis; dan komponen somatik, misalnya: anoreksia, konstipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan nadi menurun sedikit.
b.
Kecemasan dan ketakutan
Kecemasan
dapat dibedakan kecemasan (tidak jelas cemas terhadap apa) dari ketakutan atau
fear (jelas atau tahu takut terhadap apa). Komponen psikologiknya dapat berupa:
khawatir, gugup, tegang, cemas, rasa tak aman, takut, lekas terkejut, sedangkan
komponen jenis somatiknya misalnya: palpitasi, keringat dingin pada telapak
tangan, tekanan darah meninggi, respons kulit terhadap aliran listrik galvanik
berkurang, peristaltik bertambah, lekositosis.
Kecemasan dapat berupa:
Kecemasan dapat berupa:
§
Kecemasan
yang mengambang ( free-floating anxiety); kecemasan yang menyerap dan tidak ada
hubungannya dengan suatu pemikiran;
§
Agitasi:
kecemasan yang disertai kegelisahan motorik yang hebat;
§
Panik:
serangan kecemasan yang hebat dengan kegelisahan, kebingungan dan
hiperaktivitas yang tidak terorganisasi.
b.
Efori
Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan; bila tidak sesuai dengan keadaan maka ini menunjukkan adanya gangguan jiwa; jika lebih keras lagi dinamakan “elasi†dan jika keras sekali dinamakan “exaltasiâ€.
Rasa riang, gembira, senang, bahagia yang berlebihan; bila tidak sesuai dengan keadaan maka ini menunjukkan adanya gangguan jiwa; jika lebih keras lagi dinamakan “elasi†dan jika keras sekali dinamakan “exaltasiâ€.
c.
Anhedonia
Ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan baginya.
Ketidakmampuan merasakan kesenangan, tidak timbul perasaan senang dengan aktivitas yang biasanya menyenangkan baginya.
d.
Kesepian
Merasa dirinya ditinggalkan.
Merasa dirinya ditinggalkan.
e.
Kedangkalan
Kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurang, secara kwantitatif); dapat digambarkan juga sebagai datar, tumpul, atau dingin yang sama maksudnya; istilah-istilah ini tidak menunjukkan gradasi. Umpamanya kedangkalan emosi ialah tidak atau hanya sedikit merasa / kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu hal yang benar-benar menggembirakan atau menyedihkan.
Kemiskinan afek dan emosi secara umum (berkurang, secara kwantitatif); dapat digambarkan juga sebagai datar, tumpul, atau dingin yang sama maksudnya; istilah-istilah ini tidak menunjukkan gradasi. Umpamanya kedangkalan emosi ialah tidak atau hanya sedikit merasa / kelihatan gembira atau sedih dalam keadaan atau mengenai sesuatu hal yang benar-benar menggembirakan atau menyedihkan.
f.
Afek atau emosi tak wajar
Tak
wajar atau tak patut dalam situasi tertentu (terganggu secara kwalitatif),
umpamanya ketawa terkikih-kikih waktu wawancara. Bila extrim akan menjadi
“inadequateâ€, yaitu afek dan emosi yang bertentangan dengan
keadaan atau isi pikiran dan dengan isi bicara.
g.
Afek atau emosi labil
Berubah-ubah
secara cepat tanpa pengawasan yang baik, umpamanya tiba-tiba marah-marah atau
menangis.
h.
Variasi afek atau emosi sepanjang hari
Perubahan
afek dan emosi mulai sejak pagi sampai malam hari. Umpanya, pada psikosa
manik-depresi maka jenis depresinya lebih keras pada pagi hari dan menjadi
lebih ringan pada sore hari.
i.
Ambivalensi
Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu obyek atau suatu hal.
Emosi dan afek yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seorang, suatu obyek atau suatu hal.
j.
Apati
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil dan tidak peduli.
Berkurangnya afek dan emosi terhadap sesuatu atau terhadap semua hal dengan disertai rasa terpencil dan tidak peduli.
§
Amarah, kemurkaan, dan permusuhan
Sering dinyatakan dalam sifat agresi. Bila ditujukkan kepada pemecahan masalah dan dipakai sebagai pembelaan terhadap suatu serangan yang yata, maka agresi itu konstruktif sifatnya. Agresi itu menjadi: patologik bila tidak realistik, menghancurkan dirinya sendiri, tidak ditujukan kepada pemecahan masalah dan jika merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan.
Sering dinyatakan dalam sifat agresi. Bila ditujukkan kepada pemecahan masalah dan dipakai sebagai pembelaan terhadap suatu serangan yang yata, maka agresi itu konstruktif sifatnya. Agresi itu menjadi: patologik bila tidak realistik, menghancurkan dirinya sendiri, tidak ditujukan kepada pemecahan masalah dan jika merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan.
4.
Gangguan
psikomotor
Psikomotor
adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa: jadi merupakan efek
bersama yang mengenai badan dan jiwa. Gangguan psikomotorik dapat berupa:
a.
kelambatan
Secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.
Secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.
b.
Peningkatan
Aktivitas dan reaksi umum meningkat.
Aktivitas dan reaksi umum meningkat.
c.
Tik (tic)
Gerakan
involunter, sekejap serta berkali-kali mengenai sekelompok otot atau bagian
badan yang relatif kecil.
d.
Bersikap aneh
Dengan
sengaja mengambil sikap atau posisi badan yang tidak wajar, yang aneh atau
bizar.
e.
Grimas
Mimik yang aneh dan berulang-ulang.
Mimik yang aneh dan berulang-ulang.
f.
Stereotipi
Gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali dan tidak bertujuan.
Gerakan salah satu anggota badan yang berkali-kali dan tidak bertujuan.
g.
Pelagakan (mannerism)
Pergerakan
atau lagak yang stereotip dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara).
h.
Ekhopraxia
Langsung meniru pergerakan orang lain pada saat dilihatnya; ekholalia: langsung mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain.
Langsung meniru pergerakan orang lain pada saat dilihatnya; ekholalia: langsung mengulangi atau meniru apa yang dikatakan orang lain.
i.
Otomatisma perintah (command automatism)
Menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa memikir dulu.
Menuruti sebuah perintah secara otomatis tanpa memikir dulu.
j.
Otomatisma
Berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.
Berbuat sesuatu secara otomatis sebagai pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.
k.
Negativisme
Menentang nasihat atau permintaan orang lain atau melakukan yang berlawanan dengan itu.
Menentang nasihat atau permintaan orang lain atau melakukan yang berlawanan dengan itu.
l.
Kataplexia
Tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.
Tonus otot menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul kelemahan umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.
m.
Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi
Menggambarkan
secara simbolik suatu konflik emosional dan dapat berupa:
§
Kelumpuhan
§
pergerakan
yang abnormal, umpamanya tremor, tik, kejang-kejang atau ataxia
§
astasia-abasia:
tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan.
n.
Verbigerasi
Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang sama.
Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang sama.
o.
Berjalan
Tidak tegap, kaku (rigid)atau lambat
Tidak tegap, kaku (rigid)atau lambat
p.
Gangguan motorik
Yang
sebenarnya bukan merupakan gangguan psikomotor, yang mungkin sekali disebabkan
oleh: pemakaian obat (umpamanya: tremor, hipokinesa, diskinesa, akatisia,
karena neroleptika), gangguan ortopedik atau gangguan nerologik.
q.
Kompulsi
Suatu dorongan yang mendesak berkali-kali, biarpun tidak disukai, agar berbuat yang bertentangan dengan keinginannya sehari-hari atau dengan kebiasaan serta norma-norma.
Suatu dorongan yang mendesak berkali-kali, biarpun tidak disukai, agar berbuat yang bertentangan dengan keinginannya sehari-hari atau dengan kebiasaan serta norma-norma.
r.
Gagap
Berbicara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara, mulai dari berbicara sangat ragu-ragu sampai dengan berbicara explosif.
Berbicara dengan terhenti-henti karena spasme otot-otot untuk bicara, mulai dari berbicara sangat ragu-ragu sampai dengan berbicara explosif.
5.
Gangguan
proses berpikir
Proses
berpikir meliputi proses pertimbangan (judgment), pemahaman (comprehension), ingatan, serta penalaran.
a.
Gangguan bentuk pikiran:
Dalam
kategori ini termasuk semua penyimpangan dari pemikiran rasional, logik dan
terarah kepada tujuan.
§
Dereisme
Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.
Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental individu dan pengalamannya yang sedang berjalan. Proses mentalnya tidak sesuai dengan atau tidak mengikuti kenyataan, logika atau pengalaman.
§
Pikiran
otistik
Menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dai dalam pasien itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.
Menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dai dalam pasien itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.
§
Bentuk
pikir yang non-realistik
Bentuk piker yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan, umpamanya: menyelidiki sesuatu yang spektakuler/ revolusioner bila ditemui; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk akal.
Bentuk piker yang sama sekali tidak berdasarkan kenyataan, umpamanya: menyelidiki sesuatu yang spektakuler/ revolusioner bila ditemui; mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk akal.
b.
Gangguan
arus pikir
Yaitu
tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran, yang timbul dalam
berbagai jenis:
§
Perseverasi
Berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan.
Berulang-ulang menceritakan suatu idea, pikiran atau tema secara berlebihan.
§
Asosiasi
longgar
Mengatakan
hal-hal yang tidak ada hubungannya satu sama lain.
§
Inkoherensi
Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya.
Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimatpun sudah sukar ditangkap atau diikuti maksudnya.
§
Kecepatan
bicara
Untuk
mengutarakan pikiran mungkin lambat sekali atau sangat cepat.
§
Benturan
(blocking)
Jalan
pikiran tiba-tiba berhenti atau berhenti ditengah sebuah kalimat.
§
Logorea
Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol, mungkin koheren ataupun incoherent.
Banyak bicara, kata-kata dikeluarkan bertubi-tubi tanpa kontrol, mungkin koheren ataupun incoherent.
§
Pikiran
melayang (“flight of ideas)
Perubahan
yang mendadak lagi cepat dalam pembicaraan, sehingga suatu idea yang belum
selesai diceritakan sudah disusul oleh idea yang lain.
§
Asosiasi
bunyi (lang association)
Mengucapkan
perkataan yang mempunyai persamaan bunyi, umpamanya pernah didengar.
§
Neologisme
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.
Membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum.
§
Irelevansi
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.
Isi pikiran atau ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan hal yang sedang dibicarakan.
§
Pikiran
berputar-putar
Menuju
secara tidak langsung kepada idea pokok dengan menambahkan banyak hal yang
remeh-remah yang menjemukan dan yang tidak relevan.
§
Main-main
dengan kata-kata
Membuat
sajak secara tidak wajar.
§
Afasi
Mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) atau motorik (tidak dapat atau sukar berbicara
Mungkin sensorik (tidak atau sukar mengerti bicara orang lain) atau motorik (tidak dapat atau sukar berbicara
C. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa
v Menurut
American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan
menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam meningkatkan, mempertahankan,
memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien
berada (American Nurses Associations).
v Menurut
WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung,
komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan
dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg
bersangkutan.
v Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN
1966
Kondisi yg memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan
perkebangan ini selaras dgn orang lain.
Keperawatan
jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku,
ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons
psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi
terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan
proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).
Keperawatan
jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan
mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai
manusia.
D.
Komponen
Keperawatan Kesehatan Jiwa
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen
yaitu manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan.
v Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu
bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.
Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap
individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk
tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai
kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal.
Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu
mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku
individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan
dan tindakan.
v Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh
lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan
strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal
yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.
v Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui
perawatan yang adekuat.
v Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia
secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.
Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan
diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari
diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini
merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan
situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah
serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang
konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang
merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan
keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama
antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan
yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).
Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan
proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses
keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan
masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis,
sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan
salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving).
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan
keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi,
diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat
rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan
mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap
tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
E.
Pengertian
Keperawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B.
Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang kesehatan,
keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan erorganisasi diterapkan
dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota profesi kesehatan lain
dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. Oleh
karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu-individu,
keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan terhadap keseluruhan
penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan, penyuluhan kesehatan,
koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan dalam
pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan masyarakat.
F.
Pengertian
Kesehatan Jiwa Komunitas
Pelayanan
Keperawatan yang komprehensif, holistik dan paripurna yang berfokus pada
masyarakat yang sehat jiwa, rentan terhadap stres dan dalam pemulihan serta
pencegahan kekambuhan penyakit jiwa yang pernah diderita.
Pelayanan
yang komprehensif difokuskan pada pencegahan primer pada anggota sehat jiwa,
pencegahan sekunder pada anggota masyarakat yang mengalami masalah psikososial
dan gangguan jiwa, pencegahan tersier pada pasien gangguan jiwa dengan
pemulihan.
Pelayanan
holistik adalah pelayanan yang difokuskan pada aspek
bio-psiko-sosio-kultural-spiritual pasien sehingga pasien dsapat dipertahankan
dimasyarakat dan tidak perlu mendapatkan perawatan di rumah Sakit.
Aspek
holistik tersebut meliputi :
Ø Aspek
Biologi
Dikaitkan dengan kehinlangan
salah satu anggota tubuh yang dialami masyarakat akibat bencana yang memerlukan
pelayanan dalam rangka adaptasi mereka terhadap kondisi fisiknya.
Ø Aspek
Psikologis
Kehilangan salah satu anggota
keluarga terdekta, kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, harta benda sehingga
masyarakat memerlukan pelayanan dari berbagai sektor terkait agar mereka mampu
mempertahankan kehidupan sosial yang memuaskan.
Ø Aspek
Kultural
Budaya tolong-menolong dan
kekeluargaan dapat digunakan sebagai sebuah sistem pendukung sosial dalam
mengatasi berbagai permasalahan yang ditemukan.
Ø Aspek
Spiritual
Kekuatan nilai agama dapat
dijadikan potensi dalam menghadapi berbagai konflik dan masalah yang terjadi.
Pelayanan
paripurna adalah pelayanan yang lengkap jenjang pelayanannya mulai dari
pelayanan jiwa spesialistik, pelayanan jiwa integratif dan pelayanan jiwa yang
bersumber daya manusia.
BAB III. PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pelayanan Keperawatan yang komprehensif,
holistik dan paripurna yang berfokus pada masyarakat yang sehat jiwa, rentan
terhadap stres dan dalam pemulihan serta pencegahan kekambuhan penyakit jiwa
yang pernah diderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar